Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Dasar Gak Seberapa!

Aku merasa bosan dan melihat isi televisi nasional Indonesia. Dan hem, aku menemukan stasiun televisi yang sedang membahas tentang birokrasi dan mekanisme penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Aku mendengar rangkaian teoritis dan praktis dari para pakar. Beserta pula jurang pemisah yang terjadi untuk mencapai suhu ideal. Dalam diskusi tersebut, pada deretan bangku banyak mahasiswa yang hadir sebagai peserta. Aku bad mood lagi-lagi mendengar masalah ini lagi. Mungkin rasa malasku ini tercipta akibat sebuah situasi. Dalam perkuliahanku kini, aku diharuskan untuk mempertajam analisis berbasis data/fakta dan teori. Jadi sering alhasil masalah dan solusi yang ditawarkan sudah terpatri di pikiran. Sungguh tidak seru! Kawan-kawanku di kampus sampai bosan mungkin memintaku memuntahkan rasa kritis yang bergemuruh di pikiran. Tapi urung aku lakukan. Alasannya sederhana. Sering jawabannya aku temukan sendiri sekitar satu-dua menit setelahnya. Di hal lain juga, misalnya. Aku mulai malu-malu

Suci Lahir Batin

Sedikit berceloteh kawan. Aku memang hidup di salah satu kota, di salah satu negara Asia, di salah satu Dunia Ketiga. Namun, merupakan suatu penjagaan luar biasa bahwa kegaulan-kegaulan atas nama kebebasan bertindak terlambat menghampiriku. Ketika pun itu menghampiri, semua dalam bentuk lain. Sebagai seorang terpelajar, dicekoki dengan materi "pergaulan bebas" memang wajar. Hanya saja ternyata, seperti warna hitam dan putih yang jauh dari skala warna, seperti itu pulalah duniaku dengan materi tersebut. Sampai pada akhirnya, di suatu pagi menjelang siang saat kelas 3 SMA aku duduk di forum. Sebuah forum perempuan yang beranggotakan 5-8 orang. Dan aku sungguh kaget bersampir takjub saat seorang kawan membongkar fenomena amoral. Dan wah, ternyata dekat sekali denganku. Kesucian. Mungkin agak menyindir dan sensitif ketika kita perbincangkan. Tapi aneh memang, semakin besar paparan globalisasi kesucian semakin jarang ditemukan. Sebentar... Aku tiba-tiba teringat tentang sebua

Ronta

Keadaan yang membuih dalam nadi dan darah, ada namamu yang terkelabu di dinding arteri, meronta pasti menghangat penuh warna, tiap kesempatan, sayang, menjadi sebentuk sumsum rindu yang tak pernah usai. Persona atas siluet yang membayang, di balik dua gubuk cahaya, rimpangkan rasa angkuh, dalam karisma. Masa, datanglah dengan geliat mesra, saat kalender adalah degupan jantung, detaknya membuai mesra, geliatnya adalah masa-masa abadi. dua dunia yang disatukan, dalam dua frasa; satu jiwa, mengikat satu di ruang terka. Dunia paralel yang menjadi seri, dua jiwa; satu hati Bandar Lampung, 28-12-2012 Pukul 11:55 WIB Ada yang menyusup...

Pengumuman KKN

Alur pikiran ketika tahu KKN dapat di Way Kanan: Yeyeyeyeyeii.. Way Kanan, Way Kanan.. Tempat KKN-nya.. :D #tertawa sambil menangis Wah.. Parno udah kalo mesti terlalu jauh dari rumah.. Aurat, aurat.. | Syukurin, Prim. Setidaknya gak di Mesuji. | Sama aja. Way Kanan suka kejadian dan kan keadaan sukunya @*,*_-+-=* Tempat mandinya? Hadogh | Terus bisa apa? Mau apa? | Gak tau.. T.T | Lakukan saja. Serahkan semua was-wasmu pada Allah. | Iya, sih. Tapi kan... | Gak ada tapi-tapi! Positif dikit itu otak, wah. Nyow kidah! *positif vs. negatif Qadarullah : KKN di Way Kanan. Bismillah. Tawakkaltu 'alallaah! Status anak manajemen akuntansi Unila sejauh yang masuk di beranda adalah tentang satu tema : KKN. Yang dapat Way Kanan, besok ada yang tahu pembekalan di mana? *semoga Allah menentramkan hati dan menolong kita semua* mikir... kepengurusan lalu pernahnya bangun risma, penyuluhan, sama seminar kewirausahaan. apa ya yang asyik? hem. brainstorming... :-\

Menebar Mantan

Aku melihat sepintas kelakuan beberapa orang. Lucu menurutku. Dalam setahun tiga kali berganti pacar?! Wah, anda pasti laku sekali kayak ikan asin di pasar. Aku menimbang dan bertanya, apa ya untungnya punya pacar? Kalau perempuan rerata bilang sebagai penyemangatlah, tukang jemput, main-main, dan calon suami (komitmen)! What the h*ll is that? Kalau laki-laki biasanya sependengaranku mengatakan karena ceweknya cute, cantik, baik, bla-bla-bla. Halah, bilang saja mencari pemuas nafsu karena belum sanggup menikah. Iya, kan? Mengaku sajalah! Sadarilah. Orang yang mencintaimu dengan tulus tidak akan mempermainkan hatimu. Ujung dari pacaran, HTS, TTM, komitmen, itu rata-rata apa sih? Putus, bukan? Teramat heran lagi berganti-ganti pasangan. Tidakkah berpikiran jernih? Menebar mantan. Tidak malu? Ketika bertemu, "Eh, dia mantan". Bekasan. Iya, mau? Beneran? Ke mana piil pesenggiri- nya (harga dirinya)? Rasanya memalukan. Memalukan sekali. Dan cukup memalukan apabila kawan ki

Alasanku Mencipta (Untuk Orang Asing yang Kebetulan Singgah)

Kamu. Ya, kamu yang kini membuka blog ini. Aku akan menerangkan padamu mengapa aku mencipta di sini. Singkat cerita, pada awalnya aku mencipta di blog ini karena rasa kecewa. Kecewaku pada peralatan dunia nyata yang rentan tingkat kehilangannya. Banyak tulisanku yang telah hangus ditelan keadaan. Aku tidak begitu perduli siapa kamu, apa latar belakangmu, mengapa membuka blog ini. Kamu mungkin orang yang aku kenal. Mungkin juga tidak. Blog ini kebanyakan berisi apa yang aku pikir, rasa, dan cipta. Perwujudan dari nilai estetika yang terlalu sulit kupendam sendiri. Ambil saja apa yang sekiranya bagimu itu bagus dan penting. Mentahkan saja jika ada keburukrupaan dalam tulisan di sini. Aku manusia yang tinggal dalam zona abu-abu. Dan aku berusaha memilih mendekati putih; seperti awal lembaran kehidupan manusia tercipta. Tapi seperti lembaran kertas putih yang dikotori dengan titik, meskipun dihapus warna takkan pernah sama. Kebanyakan dari mereka, kawan-kawanku, memintaku untuk menci

Pelangi dalam Satu Warna

Pelangi memang berwarna-warni. Merah, kuning, hijau, jingga, ungu, dan... ah, masih banyak untaian warna lain yang belum terdefinisi. Tapi hakikat pelangi hanya satu warna. Warna yang enggan tersebut, namun ada. Pelangi yang tercipta selepas hujan malu-malu, biasa dilambangkan sebagai makna kebahagiaan yang tumbuh manakala deraan siksa hadir. Warna itu tercipta dari hujan. Namanya adalah : bening. Bandar Lampung, 24 Desember 2012. Pukul 20.30 WIB. Di bawah naungan cahaya.

Pugar

"Kamu harus memilih, Prima." Empat. Hanya empat kata dan rasanya hancur berkeping-keping. Aku merasakan sakit yang mendarah daging. Lagi-lagi aku harus mengubah orientasi di tengah jalan. Memugar semuanya seperti prakarya yang setengah jadi. Aku tak pernah menyangka tiga tahun ini duniaku harus terjungkir balik berkali-kali. Ini jauh lebih sulit dari sebelumnya. Aku tak perlu orang lain tahu. Cukup aku dan Yang Maha Kuasa yang tahu jelas praharanya. Aku tidak mau orang lain terbeban olehku. Toh beberapa dari mereka juga mulai mencicipi apa-apa saja ujian yang diberikan langit padaku beberapa tahun lalu. Dan mereka tumbang.. Seperti jalinan benang kusut. Terkadang aku tak sabar dan menarik semuanya hingga semrawut... dan memulai memugar lagi dari awal. Pilihan... Satu pilihan menentukan segalanya. Menentukan apa yang selalu singgah di hatiku, apa yang aku perjuangkan, dan... apa yang aku tinggalkan. Aku berpikir semua akan sesederhana mungkin. Tapi ternyata dibandingka

alzheimer

ada hal-hal yang harus dicukupkan malam ini. tutup buku sebelum fajar rekah merona di ufuk timur. aku harus membuka buku harian baru; ingatan baru. namun, aku pun tak dapat berjanji jadi yang satu. terlalu banyak buku telah dibuang. aku tak lagi peduli mana yang baku. baku hantam dengan bangku, secarik kertas bernoda merah, dan selamat tinggal senja ruamku. mungkin akan aku ulang, nanti. B. Lampung, 23 Desember 2012 Pukul 11:45 PM. Di bawah selimut tebal, diterpa gaung kipas angin, dan dimurami oleh bingkai cahaya handphone. Satu kata yang mendominasi : muak.

Menyendiri

Hari ini aku menikmati sifat asliku, pendiam. Aku duduk sendiri di kelas. Aku menikmati semangkuk mi ayam dan es alpukat sendiri. Entah di mana pemberhentian berikutnya. Mungkin perpustakaan. Mungkin juga kamarku yang sempit dengan tumpukan buku. Mungkin toko buku. Atau mungkin menyendiri di suatu tempat. Entah sampai kapan ini bertahan. Mungkin selepas ini aku bertemu kawan-kawan dan berbincang sebagai salah satu manusia terhumoris yang mereka kenal. Aku butuh bahasa bernama diam. Dia... apakah kamu tahu dan paham, nanti?

pernyataan sikap

entah mereka sadar atau pun tidak, -namun aku yakin adanya mereka sadar- sikapku berubah. apakah aku orang asing? jangankan untukmu, aku pun terkadang terkaget dengan diriku. aku menarik diri cukup intens kini. bukan apa pun. hanya menggunakan matematis saja. coba kalkulasi besar mana antara: kuliah, organisasi, liqo, dan tsaqafah, dengan: kuliah, organisasi, liqo, tsaqafah, hafalan, bahasa arab, tahsin, birrul walidain, dan silahturahim. aku memilih yang kedua. aku tidak mau terkungkung dalam dakwah, jihad yang dimaknai begitu sempit oleh sekitarku. aku butuh makna yang jauh lebih komprehensif untuk semuanya. jika aku berorganisasi yang minim penjagaan, aku masih bisa bertahan. toh setahun kemarin aku tahan, bukan? tapi ini jauh lebih besar dari itu. apabila hanya itu yang aku kejar, apa bedanya dengan 'aku 4 tahun lalu'? aku dahulu yang hanya sekolah dan loyal 100% pada organisasi yang kuemban. itu tidak ada bedanya dengan mereka yang kuliah, kebanyakan les, pacaran,

STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA

Gambar
STUDI KELAYAKAN BISNIS MENGANALISIS KEEFISIENAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DARI PT. YAKULT INDONESIA PERSADA DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3 1.       DIAN SUKMAWATI                       1011011005 2.       ISMAINI                                             1011011015 3.       NI WAYAN ESTI AGUSTINA       1011011021 4.       PRIMA HELAUBUDI                      1011011027 5.       ROSMALA DEWA BM                   1011011029 6.       MITA RUSMIATI                            1011011099 7.       RUMONDANG SIALLAGAN        1011011115 8.       SUSI SUSANTI                                 1011011121 9.       TRISHARA ANGGRANDANI       1011011163 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG T.A. 2012-2013 KATA PENGANTA R Puji dan syukur saya haturkan   kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala limpahan Rahmat, Taufik, dan Inayah-Nya sehingga makalah ini   dapat diselesaikan walaupun   dalam bentuk maupun isinya