SAJAK SEORANG PENGUNGSI (Acep Zamzam Noor)
SAJAK SEORANG PENGUNGSI /Buat Frans Nadjira Napasku yang mengandung api selalu ingin membakar apapun Di jantungku gedung-gedung yang tinggi sudah kukaramkan Sedang sungai-sungai yang kotor kubiarkan menggenangi mataku Dengan lahap aku mengucup borok-borok peradaban yang berlalat Untuk kumuntahkan kembali lewat sajak-sajakku. Sepanjang hari Tak habis-habisnya aku mereguk keringat dan darah negeri ini Menyusuri lekuk tubuhnya yang molek dengan belati terhunus Kemudian melempari gambar pemimpinnya yang nampang Di papan iklan. Menyanyikan lagu dangdut di bawah tiang bendera Suaraku yang memendam racun ingin menyumpahi siapapun Ranjang-ranjang yang nyaman kusingkirkan dari ingatan Sedang kekerasan yang terjadi di jalanan telah memaksaku Menjadi bajingan. Kembali aku mengembara dalam kesamaran Dalam kehampaan, kekosongan serta ketiadaan rambu-rambu Aku mengetuk losmen, menggedor apartemen dan mendobrak Gedung parlemen. Kemudian melolong dalam kesakitan panjang: Sambil b