Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

Bayang Kecilmu Menjadi Umpama

Terbetik cerita KKN kemarin dengan 'aku' hari ini : Pada awal sampai di tempat KKN, kami sekelompok memberi batas waktu 5 hari untuk mencari masalah dasar desa tersebut. Tadinya kami pikir pertanian. Mungkin ekonomi atau birokrasi. Namun masalah sebenarnya adalah pendidikan. Hal itu kami simpulkan setelah melihat apatisnya para orang tua di desa tersebut. Anaknya sekolah atau tidak, mereka tidak perduli. Ketika masuk ke sekolah, ke ruangannya, pagi hari itu, semua terbukti. Guru yang jarang masuk dan membiarkan anak-anak kebingungan jadi bahan kami. Kelesuan di mana-mana. Hingga kami bertekad 'meracuni' generasi baru ini agar di masa depan desa menjadi lebih baik. Bibit disemai dengan kedatangan kami. Lambat laun terlihat semangat yang ditahan anak-anak itu. Begitu menggebu-gebu. Begitu membara. Dan kini setelah aku pulang, senyuman mereka menjadi bayang-bayang gelisah penghantar hari. Ah, jalanan licin bertanah dan berbatu berkilo-kilo menjadi sanggahan pikira

Selentingan Hati

Tiga ketaatan dari tiga akhwat berbeda yang membuatku iri.. Hem.. Kecemburuan yang nyaman di hati.. Melecutkan semangat..
Hadist Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang Islam akan kembali asing ternyata bukan hanya untuk manusia ternyata.. Tapi juga untuk jin.. Yah, para jundi setanlah, ya.. Bisa gitu diganggu gara-gara penasaran apa yang ada dibalik hijab.. Ckckck.. Semakin yakin dengan firman Allah dalam Surah An-Naas.. Dan semakin meng-azzam dalam hati bahwa berhijab mah gak boleh pake setengah-setengah! :-D

Kisah Saudariku #1

Sedih mendengarnya... Seorang akhwat yang pindah kembali ke kampung halamannya, yang kami kira akan mengikis dosa safarnya, mengikis kesulitannya, menjadi nikmat baginya. Ternyata justru berbuah ujian keimanan luar biasa dari keluarga si akhwat sendiri. Jilbabnya yang sebetis itu, baju gamisnya itu... 'Dipreteli' oleh orang tuanya sendiri. Tidak lagi diperbolehkan kuliah... Dipaksa mengenakan celana ketat, jilbab pendek, dan baju ketat, menggantikan apa yang teguh dia yakini. Tarbiyah pun dilarang. Sungguh, kebebasannya beragama dicekik oleh orang tuanya sendiri. Dan di sini, aku, kami, cuma bisa menangis dan mendoakan... Semoga ada jalan keluarnya... Duhai ukhti, beratnya ujianmu. Sementara kami yang lapang? Justru menyiakannya... :’( :’( :’( Hal yang lebih sulit dari mendapat taufik dan hidayah-Nya.. Hal yang lebih sulit dari menghadapi kesempitan dan kelapangan hidup dari-Nya.. Adalah... Tetap istiqamah pada agama-Nya.. Bandar Lampung, 11-02-2013