Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Cupis: Rambo vs Romeo

Penokohan: Aku—kelas XII SMA; gender adalah perempuan, manusia kacau, suku Lampung—Jawa Tengah. Sebut saja H—kelas XII SMA; gendernya adalah perempuan, kompetitif, suka dengan orang cerdas, kalau tertawa sesuatu banget, cerdas, suku Jawa Timur—Jawa Tengah. Sebut saja F—kelas XII SMA; gendernya adalah laki-laki, suka memotong pembicaraan siapapun, cerdas, suku Batak. Sebut saja I—kelas XII SMA; gendernya adalah perempuan, frontal, keras, cerdas, suku Palembang—Jawa Tengah. Pak R—Pengajar Sejarah Suatu hari yang cukup cerah, seperti biasa sebuah tempat les dipadati anak-anak SMA yang hendak menuntut ilmu guna mendapatkan tempat di perguruan tinggi. Salah satu tempat itu berada di pinggiran kota di dekat Masjid Babussalam. Hari itu, adalah giliran anak kelas IPS yang mendapatkan waktu mengenyam pelajaran sejarah. Suasana kelas berisik—namanya juga kelas IPS. Kemudian, Pak R masuk. Sekelas belajar. Pak R               : “Jadi, apa jawaban nomor 5?” Yang ditanya

Masa Kecilku #1

K ebosanan menyergapku malam ini dengan tangan dinginnya. Aku menonton sebuah film edukasi . Entah sudah berapa lama aku tidak menonton film edukasi semacam ini. Film ini tiba-tiba mengingatkanku dengan desa di Way Kanan tempatku kuliah kerja nyata (KKN) dulu. Hanya saja, di film ini keadaannya lebih beruntung. Setidaknya jalan sudah diaspal dan juga rumah-rumahnya lebih bagus dibandingkan dengan rumah tempat tinggal sementaraku dan kawan-kawan di Way Kanan yang benar-benar “baru dibangun” dalam arti sebenarnya. Buktinya saja, lantainya masih tanah. Itu membuatku sangat bersyukur. Kata kawanku sampai-sampai saat mendengarkan cerita kami satu demi satu dengan lugas menyatakan definisi KKN-ku adalah yang paling original karena penuh penderitaan. Aku tidak bisa menampik hal tersebut. Berkunjung dalam film Laskar Pelangi ini, aku tersenyum sedih. Setidaknya tokoh-tokoh di sana sungguh-sungguh dalam keadaan bisa mencicipi bagaimana rasanya nakal, bagaimana rasanya

Maraton Kisah(?)

Segelas kopi dari Good D*y “Avocado Delight Coffee”. Menemani mama beli sedikit makanan untuk kami bertiga dan menemukan varian baru minuman ini. Sensor suka mencicipi makanan-minuman baruku langsung aktif begitu saja. Rasanya? It’s so fragrance ^_^ Akhirnya setelah beberapa hari pulang agak malam—sekitar jam enam-tujuh malam—karena ada sesuatu dan lain hal, kehujanan di jalan, siklus tidur yang berantakan (lagi), sakit, dan cuaca hati sedang buruk, sekarang bisa beraktivitas lagi. Awalnya pusing. Membaca dulu atau menulis dulu? Akhirnya, memilih menulis dulu. Beberapa hal yang belum selesai di pikiranku; yang belum tertuang dalam kanvas putih bernama kertas akan kutuliskan. Yah, mungkin hanya cerita-cerita ringan. Sudah lama ingin kusampaikan, namun tidak jadi-jadi. Here we go! Bandarlampung, 25-12-2014 Prima Helaubudi