Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Dandan (?!)

D-A-N-D-A-N. Berdandan. Hell no! Itu suatu hal yang tak pernah terpikirkan akan hadir di dalam kehidupanku saat ini. Banyak kawan-kawanku yang terbiasa memutarkan—tanpa persetujuan bahkan setengah memaksa—video-video tentang dandan. Tak lupa, ibuku sangat tak bosan untuk mengingatkanku untuk berdandan. Sorry to my mom— ini sudah kusampaikan langsung pada beliau—aku membantahnya berkali-kali. Aku menganggap bahwa dandan itu sesuatu hal yang tak perlu dilakukan. Tapi itu semua berubah saat pernikahan menyerang. Entah apa yang terpikirkan oleh perempuan seusiaku saat menikah. Pastinya seperti cerita Walt Disney yang aku sukai waktu kecil. Semua happy ending; semua bahagia. Oh, oh. Tapi pengalamanku tidak begitu. Menikah bukan perkara bahagia. Sebagaimana aku pernah mendapatkan kelakar di sebuah artikel yang menuliskan, “Kamu tahu kenapa cerita Disney berakhir saat Sang Pangeran dan Sang Putri menikah? Karena saat itulah masalah sebenarnya dimulai.” So , I am very terrifyin

Fragmen #33

Setiap yang mencari pengakuan diri dan orang lain, akan mengalami kebuntuan. Bandarlampung, 28-12-2016 Prima Helaubudi

Fragmen #32

Menulis aadalah tempat orang kesepian menyuaka sukma yang hilang… Bandarlampung, 28-12-2016 Prima Helaubudi

Pandanganku (Dahulu) Tentang Kaum Laki-laki #1

Sesungguhnya, aku merasa masih bermimpi bahwa kini aku telah menikah. Menjalani hari—dan dramatisnya sisa hidup—bersama seorang yang kini tinggal satu rumah denganku. Beberapa orang yang mengetahui bagaimana pemikiranku tentang kaum Adam dahulu sangat terkaget dengan menikahnya diriku 1,5 tahunan lalu. Mereka sangat mengetahui bahwa aku melihat kaum Adam serupa dengan serigala berbulu domba. Mendekati kawanan domba dengan lembut dan santun. Lalu, hap! Mereka menelan domba-domba tanpa ampun. Seperti apa yang aku sering katakan, seseorang melihat sesuatu dari perspektif tertentu dikarenakan latar belakang yang membentuknya. Itupun berlaku untukku. *** Adalah seorang gadis kecil yang melihat banyak adegan kekerasan bahkan sebelum ia mengenal apa itu kasih sayang. Tak mengerti kenapa air mata terurai melihat yang lain berderai air mata. Itu disebut simpati. Lalu berubah jadi empati. Bukan, ataupun iya, itu adalah bentuk kasih sayang. Sayangnya, semua perilaku kekerasan yan

Fragmen #31

Biasakan kesepian itu karena pada akhirnya kamu benar-benar sendiri... Bandarlampung, 28-12-2016 Prima Helaubudi __sendupagi

Pada Suatu Hari Aku Berbaring Sendu Memandang Langit

Pada suatu hari aku berbaring sendu memandang langit, ada sajak yang tak mampu menceritakan dirinya sendiri. Bandarlampung, 28-12-2016 Prima Helaubudi