Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Membenah Lagi

Waktu terus berjalan, namun tak pelak selalu menjadikanku sebagai mediator. Ini hobi atau bakat? Aku tak pula mengerti. Hanya saja ada keasyikkan sendiri mendengarkan. Menambah pengalaman dan akselerasi pendewasaan. Begitulah kira-kira. Dewasa. Sebuah kata yang definisi umur, waktu, dan tempat yang tidak dapat terdefinisikan buatku pribadi. Ada yang mengatakan, umur yang bertambah menambah pula kedewasaan. Nyatanya: tidak selalu demikian. Terkadang umur bertambah yang ada hanya bertambah kecongkakan saja dengan mendompleng kata 'tua'. Ada yang mengatakan waktu yang lama akan menambah kedewasaan. Nyatanya: tidak selalu demikian. Terkadang hanya ada bertambah kesia-siaan saja dengan mendompleng kata 'dedikasi'. Ada yang mengatakan bahwa kedewasaan akan datang dengan bertambahnya tempat yang disambangi. Nyatanya: tidak selalu demikian. Terkadang banyak tempat yang didatangi justru jadi koleksi 'jalan-jalan' saja. Perubahan. Di mana ia pasti terjadi? Kedewasaan b

Menyeru Keabadian

Aku tidak tahu apakah keabadia bisa datang seketika--sekali jentik--seumpama kisah fiksi yang kita lihat di layar kaca. Aku hanya tahu bahwa keabadian adalah tujuan alam bawah sadar manusia. Tombak kuat untuk menyerang setiap ambisi. Kerapuhan yang dijaga sebagai impian diam-diam. Pada diam yang keseribu kali ini, aku hendak mengajakmu berfikir. Berfikir menjadi kekal dalam ingatan. Sayangnya, bukan obrolan yang kudapat. Tapi bantingan pintu tepat di wajah yang kudapatkan darimu saat mengetuk pintu. Berkata sebagai teman lama. Keabadian diam kita yang tak pernah mencair terkekalkan oleh tulisan kita masing-masing. Adakah beberapa patah bunga mawar yang terkulai lemas di bawah jendela itu mengingatkan? Mungkin iya. Bisa jadi tidak. Ke mana arti abadi saat sakitlah jadi bahasan utamanya? Aku tak lagi tahu. Aku tak lagi tahu namun lancang meminta keabadaian ada atasku. Kudekap erat hingga ia kehabisan nafas waktunya. Bandarlampung, 8-3-2016 Prima Helaubudi

Terbawa Arus Akankah Bertemu denganMu Selamat?

Kehidupan seperti samudra yang telihat tiada batas bagi ikan-ikan kecil; bahkan pula bagi ikan-ikan dan mamalia besar. Ombaknya kuat, kadang lembut. Kadang cerah, kadang badai. Topan seumpama. Lalu, setiap yang hidup di dalamnya mencari cara bertahan hidup. Menunaikan tugas yang telah Ilahi berikan di setiap ruas tetulang dan hembusan nafas di insang dan paru. Lahir-tualang-berkembang biak-mengurus anak-dan--mati. Siklus yang tidak jauh-jauh dari situ. Bagaimana dengan manusia? Makhluk berakal dan diklaim sebagai penguasa kehidupan dunia ini? Sebagian manusia berjuang dengan hebat dalam kehidupan ini. Banyak ambisi. Banyak cari rezeki. Menginginkan guna yang dahsyat dan berharap takkan dilupakan hingga ratusan tahun lamanya. Pertanyaannya, Apakah itu harus?   Manusia menolak berjalan sebagaimana siklus yang terjadi di ikan, samudra, dan alam semesta, tampaknya. Atas nama kehendak bebas, manusia menggelorakan segenap rasa, asa, dan juang untuk dapatkan kemerdekaan atas hasil usahanya