Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

daya di hadapan penguasa

pualam itu tertawa melihat api dalam hujan yang terlihat kumal sekarat meminta roti pengampunan agar sejejak sisa hangusnya berhasil menenggelamkan tirani Bandarlampung, 25 Agustus 2017 Prima Helaubudi

sisa sembilu kisah dalam hujan

aku memandangi kedalaman hujan serabut petir menjadi dentum guruh membawa sebelah hati melayang dalam ketakutan sementara sebelah lagi melayang dalam harap (harapan yang tak pernah ada) baik sisa maupun busa letupan cinta dari seorang pecinta yang diacuhkan di tubir cerita biasnya hanya sisa titik-titik di sebuah jalanan (tempat semua senja berbayang) berubah menjadi maghrib dengan pias cahaya yang mulai ketara dengan glamor, gombal, dan juga gincu yang akan pudar tatkala titik terakhir ini tuntas Bandarlampung, 25-8-2017 Prima Helaubudi

Berteman dengan Pelajaran Jarak Jauh

Kawan, di era digital seperti sekarang, tidak hanya pernikahan saja yang bisa jarak jauh (karena pacaran haram dan terlalu mainstream). Tapi juga belajar. Selama punya fasilitas yang memadai, in syaa Allaah setiap orang bisa belajar. Kerennya, menurutku, adalah tidak diketahui banyak orang laiknya jika kita biasa tatap muka. Pelajaran jarak jauh memungkinkan kita belajar dengan ribuan orang tanpa saling mengenal satu sama lain. Minimnya interaksi ini menjadi kelebihan di satu sisi dan kelemahan di sisi yang lain. Meskipun demikian, bukan berarti aku tidak pro dengan yang namanya pertemuan langsung, ya?   Aku sangat pro. Sebagai seorang penuntut ilmu, kita tentu tahu bahwa ada yang tidak didapat dari menuntut ilmu tidak tatap muka. Apa itu? Mempelajari adab guru—cari gurunya yang benar tapi—dan tingkat ketenangan yang berbeda.   Mempelajari adab dan dapat ketenangan sih dapat. Akan tetapi kuantitasnya jauh dibandingkan dengan pertemuan langsung. Ada miss komunikasi juga ker

dua manusia yang kembali menjadi asing

aku ingin mencederai ruang yang mengambil rengkuhan tanganmu dari tanganku hingga akhirnya kita hanya melihat dalam diam tanpa bisa berbalas kata lagi Bandarlampung, 21-8-2017 Prima Helaubudi

Kalau kamu bertanya tentang orang beriman

Gambar
Sumber: Dokumentasi pribadi (screenshoot); Alquran Surat Al-Ankabut ayat 2-3 Orang beriman pasti diuji. Apabila kamu melihat orang beriman adem ayem saja, bisa jadi keluhannya sudah sampai pada Pemilik Langit. Bisa jadi juga, kamu bukanlah orang yang tepat untuk dimintai bantuan. Bandarlampung, 21-8-2017 Prima Helaubudi Berhentilah berkata orang beriman tidak melakukan apa-apa! Karena sungguh, kita tidak tahu ujian apa yang menimpanya. Dan sudah dijanjikan bahwa ujian orang beriman akan di atas rata-rata.

panorama diri kita yang saling mendiamkan

matahati telah memutar garis bayang tetulang dedaunan waktu meranggas berputar ke arah yang salah terkunci kebekuan suatu momen yang entah kapan akan bersemi kembali menjadi musim penghujan penghalang angin berdesau Bandarlampung, 20-8-2017 Prima Helaubudi

Fragmen #42

Cuma rahmat Allah-lah yang membuat kita jadi pantas masuk ke dalam surga-Nya. Duhai manusia, apa yang mesti engkau sombongkan dari amal-amalmu?! Bandarlampung, 10-8-2017 Prima Helaubudi

Istiqomahlah, Istiqomahlah...

Bismillaah... Berusaha--bahkan kalau perlu memaksa diri agar--istiqomah... Mendapatkan hidayah Islam sulit... Berjalan di atas hidayah sunnah dan istiqomah di dalamnya lebih sulit lagi... Karena hati bukanlah diri penguasanya... Sementara jiwa cenderung pada hawa nafsu... Ya muqolibal qulub.. Tsabit qolbik 'alaa diinik... Ittaqillaaha hay tsumaa kunta...!! Bandarlampung, 7-8-2017 Prima Helaubudi

Just Suck It Up!

This is real life, girls! You have abilities to choose your priority. And if it is about someone else... You cannot change them until they are care about it. Just suck it up! Bandarlampung, 5-8-2017 Prima Helaubudi

Pembelajar Sejati Pembelajar Sampai Mati

Pembelajar sejati akan selalu berakhir menemukan bahwa di balik solusi yang mereka temukan, ada titian jalan panjang untuk sampai pada solusi itu sendiri. Maka, pembelajar sejati menjadi amat kehausan untuk ilmu yang baru. Diam dan tak peduli dengan kebanyakan omong besar dengan jemari yang menunjuk ke atas--kepada mereka yang memerintah. Sebab pembelajar sejati me-klaim kemerdekaan yang diciptakannya sendiri di dalam idealismenya. Pembelajar sejati tidak ada waktu masuk dalam pusaran omong kosong kritikan, hujatan, dan kegalauan. Sebab pembelajar sejati senantiasa sibuk dengan ilmu pengetahuan--satu-satunya hal rendah hati--yang idealis baginya. Persetan dengan realita yang melawannya. Seperti yang sebelumnya dikatakan: kemerdekaan bersumber dari pikirannya. Bukan dari orang-orang sekitarnya. Pembelajar sejati menciptakan solusi. Menegakkan solusi itu dalam dirinya sebagai pancang utama. Setelahnya, barulah ia mengajak sekitarnya menegakkan solusi itu. Sebab ia meyakini bahwa tega